Awalnya saya ragu-ragu mau buat blog apa tidak. Merasa ndak cukup punya kemampuan ngeblog, tapi merasa punya cerita banyak yang sayang kalau tidak ditumpahkan.
Saya hanya seorang pelajar, ただの学生, terdampar di lautan manusia bernama Tokyo. Saya beruntung, menjadi yang hanya seorang saya yang mendapat kesempatan untuk merasakan kota semetropolitan Tokyo, apalagi saya sebelumnya hanyalah orang Jogja yang tidak memiliki alasan untuk keluar Jogja. Lahir dan besar di Jogja, dari SD, SMP, SMA saya terus di Jogja. Lalu kuliah. Saat SMA pun saya ndak punya keinginan sama sekali untuk merantau. Cukuplah Jogja buat saya. Buat apa saya jauh-jauh keluar kalau sudah ada UGM, begitu pikir saya waktu itu. Prinsip saya, kalau mau kuliah jauh-jauh sekalian ke luar negeri. Saya sempat kuliah 1 semester di UGM, lalu cabut karena dapat tawaran yang menggiurkan, beasiswa Monbukagakusho yang jadi pikiran selama 1 semester, akhirnya saya dapatkan. Saya ndak peduli saya hanya dapat beasiswa D3. Saya ndak peduli saya harus ninggalin kuliah S1(semester 1, hahahaha) saya. Saya pokoknya mau ke Jepang. Titik.
Saya tahu diam-diam bapak ibu saya sempat ndak setuju. Walaupun tidak pernah terang-terangan bilang 'tidak' ke saya. Mungkin sesekali bapak tanya, "Nok, beneran lo kamu nanti ndak bakalan ceroboh naruh-naruh surat berharga" atau "Nanti di sana kalau nilai sekolah kamu jelek terus kamu langsung dipulangin gimana?" Entah karena saya yang pinter ngeles sana sini atau karena bapak ibu saya yang ndak bisa ngelarang saya apa-apa, sekarang ini saya bisa duduk manis di depan laptop saya, di dalam kamar asrama saya di Shinjuku.
Dan sakura April menandai titik nol saya, dalam matematika titik (0,0), 原点 (Genten) kalau dalam bahasa Jepang. Apalah itu namanya, saya ndak peduli. Yang jelas dulu saya yang hanya bisa melihat dunia lewat puncak Tugu Jogja, perlahan, saya melihat lebih luas, ya, tidak lagi lewat Tugu Jogja, saya sekarang memuncaki Tokyo Tower.
0 件のコメント:
コメントを投稿